Senin, 03 Februari 2014

Sebuah Cerita Pena 1 part 1

Selama ini kawan-kawan yang ku anggap mendukungku dan memberiku semangat hanya di mulut saja, ngomongnya berbicaranya seolah dia Pahlawan yang menyelamatkan hidupku, seperti kata kutipan banyak bicaranya banyak pula rekayasanya. dan apa yang dia lakukan selama ini itu hanya topeng belaka dan hanya manis di bibir saja, tidak pernah nyata dan seperti tuhan yang mengatur setiap orang, betul aku tidak sehebat dirimu yang hebat segala-galanya, tapi apakah kau melupakan masa lalumu ketika kau mencari jati dirimu dengan segala macam cara bahkan kalau aku jujur berkata sangat buruk dariku, apakah aku salah mempunyai prinsip dan tujuan hidup, dan juga aku tidak punya utang dengan kalian dan juga tidak ada masalah dengan kalian, silahkan kalian cari orang yang mampu dari aku dan bisa jadi membawa perubahan dari pada aku, aku orang yang tidak munafik bermain dengan apa yang ku inginkan, tapi sadarkah kalian itu  dahulu dan sekarang apa yang kau jalani kurang dan lebihnya sangat munafik dari pada aku, kalian hanya bisa memainkan pikiran dan kemampuan kalian tapi hasilnya apakah terbukti, tidak kan, maka dari itu jangan menganggap bahwa kalian itu selalu benar, orang yang diatas pasti ada yang diatasnya, orang yang berkuasa pasti ada orang yang menguasainya,sungguh bejatnya kalau kalian termasuk orang seperti itu yang menganggap bahwa kalian itu bukan milik siapa-siapa.

faktanya sekarang apa yang kau lakukan itu tidak berguna sekali bagi aku, makan kita tidak satu piring, minumpun sudah pasti tidak satu gelas jadi apakah salahnya orang itu punya pemikiran yang berbeda denganmu, jangan paksakan prinsipmu dengan prinsipku, sudah jelas itu bertentangan.

anehnya kau sudah tahu tapi kau malah menginginkannya, kau berpengaruh menyebut dirimu bahkan bagiku kau sama sekali tiada berguna dihadapanku bahkan tiada manfaat dan mudaratnya pemikiranmu. silahkan kau mau ba-bi-bu bicara mengenai pengaruhmu gak masalahnya buatku, justru aku malah sedih melihatmu karena perbuatanmu sendiri.

Hidup ini hanya sekali bahkan makhluk hidup di muka bumi sudah tahu semuanya, tapi mengapa kau masih egois akan sikapmu itu.

mulai sekarang kita memang berteman tapi tidak mesti kita sepemikiran, jalanmu jalanmu dan jalanku ya tetap jalanku.....

kawanmu Hatminudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar